Membangun Negeri di Era Digital

Sekarang ini adalah era digital, yaitu era dimana manusia-manusia kreatif mendapatkan tempat seluas-luasnya. Era dimana handphone lebih penting daripada dompet 😀

Event 4 Tahun Indonesia Kreatif

Tidak seperti dahulu dimana mencari pekerjaan harus di luar rumah. Kini banyak pemuda yang sukses menghasilkan uang dari rumah. Contoh yang paling kelihatan adalah dari sosok Nadiem Makarim. Tidak hanya menghasilkan uang untuk diri sendiri, pengusaha kelahiran tahun 1984 ini sukses membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang melalui aplikasi buatannya: GOJEK.



Ibu Rosanita Niken Widiastuti, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik RI, dalam event Flash Blogging 4 Tahun Indonesia Kreatif, tak henti-henti memuji kesuksesan Gojek. Beliau bahkan hafal fasilitas gojek, seperti: GoRide, GoCar, GoClean, GoSend. (GoFood kayaknya gak disebut. Mungkin beliau gak hobi jajan kayak saya.hahaha).

Ibu Niken

Gojek termasuk satu dari 50 korporasi yang berhasil mengubah dunia. Selain Gojek, ada pula start up yang sudah sukses jadi Unicore. Contohnya: Traveloka, Tokopedia, Buka Lapak. Valuasinya sudah mencapai milyaran dollar. Hebat ya.

Masih banyak kemajuan bangsa yang disebutkan oleh ibu Niken. Tentang prestasi di ASEAN Games dengan 33 medali emas (4 tahun lalu Indonesia di urutan ke 17, sekarang di urutan ke 4), tentang penurunan angka kemiskinan, tentang peningkatan dana desa, dan tentang pembangunan infrastuktur.

Perolehan Medali Emas


Pembangunan infrastruktur akan mendorong terbukanya pasar. Sehingga arus transportasi barang dan jasa menjadi lebih lancar. Intinya semua lini didukung oleh pemerintah. Bahkan untuk ekonomi kreatif dibuatkan badan sendiri, yaitu BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif).




Indonesia saat ini memperoleh bonus demografi berupa penduduk berusia muda. Maka sangat tepat jika target peningkatan SDM (sumber daya manusia) difokuskan pada anak-anak muda, generasi penerus bangsa.

Pak Andoko

Pak Andoko Darta, staff ahli kepresidenan, mengelompokkan anak muda menjadi 6 tipe:
tipe kreator, tipe peduli, tipe cendekiawan, tipe pahlawan, tipe eksplorer, dan tipe pekerja.

Kamu Masuk Kategori Apa?

Yang sudah pemerintah upayakan selama 4 tahun ini untuk mendorong 6 tipe anak muda tersebut adalah:

1. Dukungan start up bagi para kreator

Start Up


Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

2. Listrik untuk masyarakat. Karena ternyata masih ada area di Indonesia yang selama 73 tahun belum mengenal listrik 😭 kasiaan...

Target Listrik tahun 2019 mencapai 95,35%

3. Meningkatkan anggaran beasiswa

Anggaran Pendidikan Meningkat

Jumlah penerima beasiswa meningkat

4. Memberikan insentif dan tunjangan bagi para atlit

Kita Pasti BISA


Intensifnya Tunai


5. Memperbaiki infrastruktur wisata-wisata unggulan Indonesia

Area Wisata Unggulan

Peningkatan Wisatawan


6. Menurunkan angka pengangguran

Angka Pengangguran


Tetapi...
Semua hal hebat ini terancam karena satu hal: HOAX. Berita yang tidak benar.



Info hoax mampu memicu perseteruan, saling curiga, baper (kebawa perasaan/sensitif), bahkan hoax seputar kesehatan bisa berujung pada kematian.

Bagaimana Indonesia bisa keluar dari zona middle income trap jika rakyatnya sibuk bersiteru di dunia maya? Iya kan.

Saking parahnya efek hoax, para deputi senior dari negara-negara ASEAN sampai merumuskan etika dunia cyber: Responsibility, Empathy, Discerning, dan Integrity (REDI).

Responsibilty=harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita share atau unggah. Jangan: "Wah, nggak tau ya. Saya cuma share." Kayak gini ini namanya gak tanggung jawab, gaes.

Empathy=sebelum menulis atau mengunggah atau berbagi sesuatu, coba pikirkan dulu dampaknya.
Oke, beritanya valid bukan hoax, tapi apakah ada dampak positifnya? Apa malah dampak negatif yang timbul?

Discerning=harus arif. Pastikan suatu berita autentik. Maksudnya, baik data maupun peristiwanya benar. Jangan sampai gambar dan data nya tidak sama. Gambar A dicampur dengan berita B. Misalnya seperti foto anak dalam kardus yang merupakan korban pembunuhan tapi caption (beritanya) adalah korban traficking. Itu kan gak nyambung.

Integritas=menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam kehidupan bernegara.

"Aduh, banyak amat langkahnya?"
Ya kalo ribet gak usah share. Gampang kan.

"Gimana kita tau apakah info itu hoax apa tidak?"
Kominfo menyediakan akses untuk cek berita hoax. Hampir tiap minggu pihak Kominfo merilis soal berita hoax.
Kalau mau gampang ya search google aja. Langsung muncul kok infonya.

"Saya dapat whatsapp dari teman saya yang profesor, lho. Masa iya sih dia kirim berita hoax?"
Nah. Ini yang kerap terjadi. Semoga dengan kita waspada hoax, mata rantai berita hoax bisa stop di kita.

Mari kita bantu prediksi dari firma jasa Price Watercooper agar menjadi nyata. Menurut mereka Indonesia bisa jadi negara terbesar ke-5 di dunia. Tentu saja hal ini hanya bisa terwujud jika kita para anak bangsa terus berkarya. Kalau waktu kita habis untuk berkarya, gak akan sempat kok ngurusin berita-berita hoax seperti itu.


Menuju Indonesia Maju

Sebagai blogger, saya akan berusaha untuk terus menulis konten-konten positif, konten-konten yang membangun. Prestasi saya, prestasi Anda, dan prestasi kita semua adalah prestasi bangsa.
Yuk wujudkan Indonesia yang lebih baik 😊


Komentar