Cabang Baru Hokben
Hoka Hoka Bento, atau kini lebih dikenal dengan Hokben, merupakan restoran masakan jepang favorit keluarga kami. Tak terhitung berapa kali kami bersantap disana.Selain enak, adanya logo halal MUI membuat kami semakin yakin makan di Hokben. Tau sendiri kan, restoran jepang kerap kali menggunakan mirin dan babi dalam menunya. Tapi kalau ada logo halal MUI gini, tenang deh.
![]() |
Hokben mendapat sertifikat SJH (Sistem Jaminan Halal) |
Betapa gembiranya saya saat mendapat info bahwa Hokben buka di jalan Majapahit no 440, Semarang. "Deket rumah nih," batin saya.
Tak hanya dekat, Hokben yang ini buka 24 jam dan ada drive thru juga. Wow.
Dalam acara gathering blogger Kamis, 24 Januari 2019, saya berkesempatan mengunjungi Hokben Majapahit dan mendapat ilmu tentang sertifikasi halal LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia).
![]() |
Area dine in Hokben Majapahit |
Ruangan meeting di lantai 2 tempat berlangsungnya acara nampak sesak dengan kehadiran 20 orang blogger perempuan.
Dari mbak Irma Wulansari, divisi komunikasi Hokben Grup, saya mengenal lebih dalam tentang Hokben. Salah satunya adalah tentang Ekado. Menu telur puyuh yang dibalut oleh olahan udang lezat dan dibungkus dengan kulit tahu yang renyah kegemaran saya ini ternyata kreasi asli dari Hokben. Maka kemudian Hokben mematenkan produk Ekado (ada logo R dalam lingkaran).
Saya semakin kagum ketika mbak Irma menjelaskan bahwa desain grafis Hokben (bisa kita temui di dinding resto maupun kemasan makanan) dengan dominan warna kuning itu
mengandung makna mendalam.
![]() |
Tidak sekedar artistik, simbol-simbol ini ternyata mempunyai arti khusus |
Sesi selanjutnya diisi oleh mbak Oftiana Irayanti Wardani dan Irma Fadlilah, perwakilan dari LPPOM MUI. Bergantian, kedua mbak cantik ini menjelaskan mengenai produk halal dan tata cara memperoleh sertifikat Halal MUI.
Sertifikat Halal
Mbak Oftiana memulai presentasi dengan menjelaskan tentang apa itu produk halal, kenapa kita harus mengkonsumsi makanan halal, dan bagaimana cara memastikan kehalalan produk yang kita konsumsi.![]() |
Mbak Oftiana dari LPPOM MUI menjelaskan seputar produk halal |
Produk halal yang dimaksud disini adalah halal secara zatnya. Artinya produk tersebut secara fisik diperbolehkan oleh syariat (halal) dan baik (thoyib).
Kewajiban mengkonsumsi makanan halal dan thoyib tertulis tegas di QS Al Baqarah ayat 168. Sebagai muslim yang taat, kita harus berhati-hati dengan apa yang kita makan. Jangan sampai ada zat haram yang masuk ke tubuh kita.
Lalu, bagaimana cara memastikan kehalalan produk yang kita konsumsi? Pada dasarnya semua yang ada di bumi ini halal, kecuali yang diharamkan.
"Jika masih berupa bahan mentah, kita bisa membedakan mana daging babi dan mana daging sapi. Tapi kalau sudah diolah, bagaimana?" tanya mbak Ofti.
Setelah diolah, kita hanya bisa mengetahui secara pasti komposisi suatu bahan melalui uji laboratorium. Dengan alat yang ada, LPPOM MUI bisa mengetahui apakah sebuah makanan atau masakan mengandung unsur haram.
Oleh karena itu, sertifikat halal MUI sangatlah penting. Adanya logo halal ini akan membuat kita selaku konsumen menjadi lebih mantap untuk bersantap.
LPPOM MUI bertugas memeriksa kehalalan produk secara menyeluruh: mulai dari bahannya, suppliernya, lingkungan pengolahan, penyimpanan, cara penyajian, dll. Intinya memastikan agar konsumen memperoleh hasil akhir yang halal dan thoyib.
"Melarang konsumen untuk membawa makanan dan minuman dari luar merupakan salah satu upaya menjaga sebuah restoran yang sudah bersertifikat halal MUI agar tetap terjaga kehalalannya," ujar mbak Ofti.
Wah. Saya baru sadar nih. Saya pikir tulisan 'dilarang membawa makanan dan minuman dari luar' ini fungsinya agar kita lebih banyak belanja disitu.hihihi.
Sempat terpikir juga, oh, mungkin biar gak pada nambahin sampah. Kan sering tuh ya, bawa botol atau gelas minum dari luar. Pas sudah habis, ditinggal aja gitu di meja resto. Kan kasihan pelayannya, jadi tambah kerjaan.
Ternyata...ada hal yang lebih utama dari larangan membawa makanan dan minuman dari luar, yaitu menjaga agar tetap halal.
Eh. Kok jadi inget kisah seorang kawan.
Ceritanya dia makan di warung A. Masakan rumah biasa. Di sebelah warung A ada warung B yang jualan sate babi.
Kawan saya ini kaget karena ternyata warung A dan B ini kerap tukar menukar alat makan. Pemilik warung A pinjam pisau ke warung B. Pelanggan warung B pinjam piring ke warung A. Hal ini membuat kawan saya cemas. Karena tidak hanya makanannya saja yang harus halal, alat makan dan alat masaknya pun tidak boleh terkena zat non halal.
Jika sudah punya sertifikat halal MUI, tentu hal seperti ini tidak akan terjadi. Karena pemilik warung akan memperoleh edukasi dan bimbingan seputar produk halal secara menyeluruh.
Sistem Jaminan Halal (SJH)
Sistem Jaminan Halal adalah sistem manajemen terintegrasi yang disusun, diterapkan dan dipelihara untuk mengatur bahan, proses produksi, produk, sumber daya manusia dan prosedur dalam rangka menjaga kesinambungan proses produksi halal.
![]() |
Mbak Irma dari LPPOM MUI menjelaskan tentang SJH |
Sertifikat SJH diberikan kepada produsen yang telah memperoleh 3× status A berturut-turut pada status implementasi SJH.
![]() |
Info lebih lengkap tentang 11 kriteria SJH klik disini |
Dari 11 kriteria tersebut, ada satu yang menarik perhatian saya. Yaitu nomor 5, bagian: nama produk.
Terkadang kita memikirkan suatu nama yang bombastis agar fenomenal dan mudah diingat orang. Tapi ternyata, nama-nama berikut ini harus dihindari jika Anda berniat mengajukan sertifikasi halal.
Kalau terlanjur, gimana?
MUI akan meminta Anda untuk mengganti atau merubah nama produk.
Cari nama yang bagus-bagus aja deh. Bukankah nama adalah doa 🙂
Drive Thru
Di akhir sesi, kami diminta mencoba fasilitas drive thru.
"Kalau walk thru bisa tidak?" tanya saya, iseng. Maksudnya saya akan berjalan kaki.
"Maaf, tidak bisa. Karena di area drivethru ada sensor untuk logam. Sensor ini akan mengenali mobil, motor, ataupun sepeda yang lewat," jelas mbak Irma.
"Oh. Kalau begitu, saya cari logam dulu," kata saya, yang disambut dengan gelak tawa mbak Irma dan kawan-kawan.
Menggunakan sepeda motor milik Mara, salah satu rekan blogger, saya pun mencoba fasilitas drive thru. Begitu sampai di kotak order, mbak operator langsung menyapa.
![]() |
Kawan-kawan blogger mencoba fasilitas drive thru Hokben |
Pada prinsipnya semua menu bisa dipesan lewat drivethru. Tapi untuk menu tertentu akan membutuhkan waktu sedikit lama dalam menyiapkannya.
Pukul 14.00 wib saya meninggalkan gedung Hokben Majapahit. Puas rasanya bisa mendapat ilmu baru, makan bareng, dah gitu masih dapat souvenir pula! Luar biasa.
![]() |
Souvenir tas lipat kece dan kalender 2019 dari Hokben |
Saya pun segera mengabarkan soal Hokben baru ini ke Mama dan adik saya. Yang tentu saja langsung nembak: "Kapan kita makan bareng disitu?"
"Tinggal diatur aja," jawab saya, mantap.
Kali ini mengatur waktu bakal jauh lebih mudah karena Hokben buka 24 jam 😍
Komentar
Posting Komentar