Sebelum panik karena virus Corona, baca ini dulu:
1. Kenapa virus Corona terasa menyeramkan?
Awalnya virus ini tampak mengerikan karena penderita yang akut berjatuhan begitu saja saat duduk, atau berjalan, atau berdiri di keramaian. Meninggal.
Satu orang begini, mungkin dikira sakit jantung atau apa. Tapi saat belasan orang tiba-tiba meninggal di tempat umum, pasti pada takut dan panik. Kenapa nih? Ada apa nih?
Setelah diteliti, ternyata mereka terkena virus Corona. Dan mulailah pemerintah China mengisolasi Wuhan serta mengupayakan pengobatan karena virus ini menyebar dengan cepatnya.
Dari puluhan ribu jiwa, yang meninggal akibat virus Corona sebetulnya hanya sekitar 2 atau 3% saja. Berarti tingkat kematian akibat virus ini rendah, dan tingkat kesembuhannya jauh lebih tinggi.
Akan tetapi, penyebaran yang super cepat membuat virus Corona jadi momok bagi masyarakat. Apalagi efek terhadap perekonomian. China sempat lumpuh ekonominya. Mereka melarang warga keluar rumah, menghindari kumpul-kumpul, bahkan tutup aktivitas bank sampai hampir 2 minggu demi mencegah penularan virus.
Sekarang Korea dan Jepang juga sama. Penerbangan sudah dibatasi, tempat wisata ditutup, kantor-kantor dan sekolah diliburkan. Kalau ngomong rugi ya pasti rugi. Tapi tentu kesehatan jauh lebih berharga.
2. Mengapa orang memborong masker dan hand sanitizer?
Virus Corona ditularkan melalui droplet, alias cairan tubuh yang keluar dari si sakit, lalu masuk ke mulut atau hidung kita. Jadi bukan melayang-layang lewat udara ya.
Maka, jika orang sehat membeli masker untuk mencegah tertular Corona ya gak tepat. Justru yang harus pakai masker yang sakit saja. Biar kalau bersin gak muncrat kemana-mana.
Pemikiran yang salah terkait fungsi masker dan hand sanitizer ini membuat orang berbondong-bondong membeli demi pencegahan tertular virus Corona.
Akibat panic buying ini, harga masker meroket. Sehingga tenaga medis yang sehari-hari memang membutuhkan masker, terganggu pasokannya gara-gara stok masker menipis dan harganya jadi muahal banget 😢
(Masker yang normalnya 20.000-40.000 per box isi 50 pcs, sekarang jadi 300-500ribuan per box 😭 ckckck )
Kalau yang sehat pada pakai masker tapi yang sakit malah gak kebagian masker, kan jadinya tetep nular-nularin. Ya kan?
Solusi yang paling tepat untuk orang sehat supaya tidak tertular adalah rajin-rajin cuci tangan pakai sabun. Jadi kalau tidak sengaja menyentuh ludah atau ingus yang nempel di rail tangga, atau mungkin ada teman bersin dan kena baju kita, tangan yang dicuci dengan sabun akan mematikan virus tersebut.
Hand sanitizer atau gel pembunuh kuman tidak akan terlalu berguna jika kadar alkoholnya di bawah 70%. Lagipula, sebuah penelitian sederhana membuktikan bahwa membasuh tangan dengan sabun jauh lebih efektif dibanding pakai hand sanitizer.
Intinya, supaya terhindar dari Corona, jangan kerap menyentuh hidung dan mulut kita. Selalu cuci tangan pakai sabun jika habis bepergian atau sebelum makan.
Dan please, jangan buang ludah atau ingus sembarangan 🙊
3. Siapa yang rentan terinfeksi virus Corona?
Dari sekian korban yang meninggal akibat Corona, rata-rata adalah orang tua (umur 60 tahun ke atas) atau orang dengan underlying desease (penyakit bawaan). Misal yang punya hipertensi atau diabetes. Virus Corona akan memperparah penyakitnya.
Sangat jarang ditemukan korban anak-anak dan usia produktif.
Agar tidak tertular, kita harus jaga kebersihan dan kesehatan. Virus Corona sulit berkembang di tubuh orang sehat atau yang imunitasnya bagus.
4. Ciri-ciri terkena Corona
Virus Corona menyebabkan radang paru (pnemonia) yang ciri-cirinya: batuk, pilek, demam, dan sesak nafas.
Ati-ati kalo deket orang batuk atau bersin.
Masa inkubasinya sampai 14 hari. Dan biasanya hari pertama belum tampak ciri-cirinya. Hari kesekian baru mulai jelas gejalanya.
Karena itu, untuk menghindari penyebaran wabah penyakit, kita dihimbau untuk menghindari keramaian, jangan kumpul-kumpul dulu, jaga kesehatan, jaga kebersihan, lapor dokter jika mengalami gejala seperti di atas agar cepat tertangani.
Untuk warga Semarang, pemkot punya fasilitas chat dokter nih. WA aja ke nomor +62 811-2900-132. Fasilitas ini udah ada dari lama. Jadi bukan cuma ngurusin Corona aja. Konsultasi dulu via WA. Lalu ikuti instruksi yang diberikan.
5. Kenapa orang pada belanja sembako banyak-banyak?
Jadi gini. Ntar misalkan virus Corona mewabah, untuk mencegah penyebaran yang lebih parah, bisa jadi --ini masih belum pasti yaa, tergantung sikon-- pemerintah akan mengisolasi kita di rumah.
Sampai kapan diisolasi? Ya sekitar 2 minggu. Sambil mengobati yang sakit, yang sehat diminta duduk manis di rumah dulu. Dengan demikian penanganan penyakitnya bisa tuntas. Memang seperti itulah prosedurnya.
Kebayang kan kalau si A lagi diobati. Belum sembuh, eee, ketemuan sama si B. Ya ntar si B berpotensi ketularan. Habis itu si B, si C dan si D nongkrong bareng. Belum kalau si E dan F ikut nimbrung. Tambah banyak orang, tambah besar potensi si virus menyebar. Kan tidak semua orang jaga kebersihan, ya kan?
Tapi kalau kita stay di rumah, kita bisa lebih detail mengawasi kebersihan dan kesehatan anggota keluarga kita.
Nah, yang pada beli sembako itu ya buat jaga-jaga. Kalau-kalau nanti di suruh stay di rumah, ga boleh keluar jauh-jauh. Tentu jika sudah begini, karyawan pada diliburkan. Toko juga mestinya pada tutup. Kecuali toko tetangga. Meski tulisannya tutup, tapi kalau kita ketok-ketok ya tetep dijualin 😜
Yang hidup di desa juga gak bakal cemas mikir soal dirumahkan. Mau masak tinggal ke kebon belakang rumah. Petik sayur, makan buah, masak ubi. Banyak opsi tanpa perlu jauh-jauh.
Kita yang di kota juga bisa gitu sih sebenernya. Meski gak punya lahan, kan bisa hidroponik 😁
Sekali lagi, ini jika beneran mewabah lho ya. Sementara ini kan belum ada update info dari pemerintah.
Intinya, belanja untuk stok gak usah banyak-banyak kayak orang mau buka toko. Sempat beredar foto bapak-bapak yang dorong troli berisi puluhan dus mie instan. Captionnya seolah ni bapak panic buying, mau nimbun mie instan. Padahal bapak ini emang punya warung dan biasa belanja grosiran sebanyak itu 🤦♀️
Please, ati-ati ah kalo mau becanda.
Buat yang mau belanja, inget lah sama saudara kita lainnya. Kejadian masker harusnya jadi pelajaran. Ntar kalo pada panic buying, sembako jadi langka dan muahal, yang repot ya kita juga kan.
Belanja secukupnya aja. Jangan egois.
Kasihan sama yang baru bisa belanja seminggu lagi.
Selain itu, toko kan juga punya jadwal restok barang. Gak bisa sehari kosong, besoknya langsung diisi.
••••••
Setelah ini semoga gak panik lagi ya 😊
Catat ya: kasus orang tenggelam umumnya terjadi bukan karena faktor gak bisa berenang. Tapi karena orangnya panik! Udah ditolong kok malah meronta-ronta, takut tenggelam. Atau sebetulnya kolamnya cetek tapi gak kepikir untuk berdiri. Ya gara-gara panik itu.
Yuk ah.
Waspada boleh, tapi tetep woles, jangan panikan. Apalagi sampai sikut-sikutan.
#tulisanMartha
#virusCorona
Info ini saya rangkum dari berbagai sumber.
1. Kenapa virus Corona terasa menyeramkan?
Awalnya virus ini tampak mengerikan karena penderita yang akut berjatuhan begitu saja saat duduk, atau berjalan, atau berdiri di keramaian. Meninggal.
Satu orang begini, mungkin dikira sakit jantung atau apa. Tapi saat belasan orang tiba-tiba meninggal di tempat umum, pasti pada takut dan panik. Kenapa nih? Ada apa nih?
Setelah diteliti, ternyata mereka terkena virus Corona. Dan mulailah pemerintah China mengisolasi Wuhan serta mengupayakan pengobatan karena virus ini menyebar dengan cepatnya.
Dari puluhan ribu jiwa, yang meninggal akibat virus Corona sebetulnya hanya sekitar 2 atau 3% saja. Berarti tingkat kematian akibat virus ini rendah, dan tingkat kesembuhannya jauh lebih tinggi.
Akan tetapi, penyebaran yang super cepat membuat virus Corona jadi momok bagi masyarakat. Apalagi efek terhadap perekonomian. China sempat lumpuh ekonominya. Mereka melarang warga keluar rumah, menghindari kumpul-kumpul, bahkan tutup aktivitas bank sampai hampir 2 minggu demi mencegah penularan virus.
Sekarang Korea dan Jepang juga sama. Penerbangan sudah dibatasi, tempat wisata ditutup, kantor-kantor dan sekolah diliburkan. Kalau ngomong rugi ya pasti rugi. Tapi tentu kesehatan jauh lebih berharga.
2. Mengapa orang memborong masker dan hand sanitizer?
Virus Corona ditularkan melalui droplet, alias cairan tubuh yang keluar dari si sakit, lalu masuk ke mulut atau hidung kita. Jadi bukan melayang-layang lewat udara ya.
Maka, jika orang sehat membeli masker untuk mencegah tertular Corona ya gak tepat. Justru yang harus pakai masker yang sakit saja. Biar kalau bersin gak muncrat kemana-mana.
Pemikiran yang salah terkait fungsi masker dan hand sanitizer ini membuat orang berbondong-bondong membeli demi pencegahan tertular virus Corona.
Akibat panic buying ini, harga masker meroket. Sehingga tenaga medis yang sehari-hari memang membutuhkan masker, terganggu pasokannya gara-gara stok masker menipis dan harganya jadi muahal banget 😢
(Masker yang normalnya 20.000-40.000 per box isi 50 pcs, sekarang jadi 300-500ribuan per box 😭 ckckck )
Kalau yang sehat pada pakai masker tapi yang sakit malah gak kebagian masker, kan jadinya tetep nular-nularin. Ya kan?
Solusi yang paling tepat untuk orang sehat supaya tidak tertular adalah rajin-rajin cuci tangan pakai sabun. Jadi kalau tidak sengaja menyentuh ludah atau ingus yang nempel di rail tangga, atau mungkin ada teman bersin dan kena baju kita, tangan yang dicuci dengan sabun akan mematikan virus tersebut.
Hand sanitizer atau gel pembunuh kuman tidak akan terlalu berguna jika kadar alkoholnya di bawah 70%. Lagipula, sebuah penelitian sederhana membuktikan bahwa membasuh tangan dengan sabun jauh lebih efektif dibanding pakai hand sanitizer.
Intinya, supaya terhindar dari Corona, jangan kerap menyentuh hidung dan mulut kita. Selalu cuci tangan pakai sabun jika habis bepergian atau sebelum makan.
Dan please, jangan buang ludah atau ingus sembarangan 🙊
3. Siapa yang rentan terinfeksi virus Corona?
Dari sekian korban yang meninggal akibat Corona, rata-rata adalah orang tua (umur 60 tahun ke atas) atau orang dengan underlying desease (penyakit bawaan). Misal yang punya hipertensi atau diabetes. Virus Corona akan memperparah penyakitnya.
Sangat jarang ditemukan korban anak-anak dan usia produktif.
Agar tidak tertular, kita harus jaga kebersihan dan kesehatan. Virus Corona sulit berkembang di tubuh orang sehat atau yang imunitasnya bagus.
4. Ciri-ciri terkena Corona
Virus Corona menyebabkan radang paru (pnemonia) yang ciri-cirinya: batuk, pilek, demam, dan sesak nafas.
Ati-ati kalo deket orang batuk atau bersin.
Masa inkubasinya sampai 14 hari. Dan biasanya hari pertama belum tampak ciri-cirinya. Hari kesekian baru mulai jelas gejalanya.
Karena itu, untuk menghindari penyebaran wabah penyakit, kita dihimbau untuk menghindari keramaian, jangan kumpul-kumpul dulu, jaga kesehatan, jaga kebersihan, lapor dokter jika mengalami gejala seperti di atas agar cepat tertangani.
Untuk warga Semarang, pemkot punya fasilitas chat dokter nih. WA aja ke nomor +62 811-2900-132. Fasilitas ini udah ada dari lama. Jadi bukan cuma ngurusin Corona aja. Konsultasi dulu via WA. Lalu ikuti instruksi yang diberikan.
5. Kenapa orang pada belanja sembako banyak-banyak?
Jadi gini. Ntar misalkan virus Corona mewabah, untuk mencegah penyebaran yang lebih parah, bisa jadi --ini masih belum pasti yaa, tergantung sikon-- pemerintah akan mengisolasi kita di rumah.
Sampai kapan diisolasi? Ya sekitar 2 minggu. Sambil mengobati yang sakit, yang sehat diminta duduk manis di rumah dulu. Dengan demikian penanganan penyakitnya bisa tuntas. Memang seperti itulah prosedurnya.
Kebayang kan kalau si A lagi diobati. Belum sembuh, eee, ketemuan sama si B. Ya ntar si B berpotensi ketularan. Habis itu si B, si C dan si D nongkrong bareng. Belum kalau si E dan F ikut nimbrung. Tambah banyak orang, tambah besar potensi si virus menyebar. Kan tidak semua orang jaga kebersihan, ya kan?
Tapi kalau kita stay di rumah, kita bisa lebih detail mengawasi kebersihan dan kesehatan anggota keluarga kita.
Nah, yang pada beli sembako itu ya buat jaga-jaga. Kalau-kalau nanti di suruh stay di rumah, ga boleh keluar jauh-jauh. Tentu jika sudah begini, karyawan pada diliburkan. Toko juga mestinya pada tutup. Kecuali toko tetangga. Meski tulisannya tutup, tapi kalau kita ketok-ketok ya tetep dijualin 😜
Yang hidup di desa juga gak bakal cemas mikir soal dirumahkan. Mau masak tinggal ke kebon belakang rumah. Petik sayur, makan buah, masak ubi. Banyak opsi tanpa perlu jauh-jauh.
Kita yang di kota juga bisa gitu sih sebenernya. Meski gak punya lahan, kan bisa hidroponik 😁
Sekali lagi, ini jika beneran mewabah lho ya. Sementara ini kan belum ada update info dari pemerintah.
Intinya, belanja untuk stok gak usah banyak-banyak kayak orang mau buka toko. Sempat beredar foto bapak-bapak yang dorong troli berisi puluhan dus mie instan. Captionnya seolah ni bapak panic buying, mau nimbun mie instan. Padahal bapak ini emang punya warung dan biasa belanja grosiran sebanyak itu 🤦♀️
Please, ati-ati ah kalo mau becanda.
Buat yang mau belanja, inget lah sama saudara kita lainnya. Kejadian masker harusnya jadi pelajaran. Ntar kalo pada panic buying, sembako jadi langka dan muahal, yang repot ya kita juga kan.
Belanja secukupnya aja. Jangan egois.
Kasihan sama yang baru bisa belanja seminggu lagi.
Selain itu, toko kan juga punya jadwal restok barang. Gak bisa sehari kosong, besoknya langsung diisi.
••••••
Setelah ini semoga gak panik lagi ya 😊
Catat ya: kasus orang tenggelam umumnya terjadi bukan karena faktor gak bisa berenang. Tapi karena orangnya panik! Udah ditolong kok malah meronta-ronta, takut tenggelam. Atau sebetulnya kolamnya cetek tapi gak kepikir untuk berdiri. Ya gara-gara panik itu.
Yuk ah.
Waspada boleh, tapi tetep woles, jangan panikan. Apalagi sampai sikut-sikutan.
#tulisanMartha
#virusCorona
Info ini saya rangkum dari berbagai sumber.
Intinya jangan panik ya berarti, Mbak. Jadi harus selalu rajin cuci tangan dan selalu menjaga kesehatan ya. Terima kasih sharingnya, Mbak Martha.
BalasHapus