Niat awal bikin blog adalah sebagai media rekam jejak 'piknik' saya. Soalnya akhir-akhir ini saya sering pergi ke luar kota, ke luar pulau, bahkan ke luar negeri. Suatu hal yang diluar dugaan mengingat saya ini kurang suka traveling karena faktor gampang mabuk dan beseran (sering kebelet pipis).
Sungguh keputusan yang tepat, karena dari grup inilah saya mendapat ilmu dan informasi seputar dunia blogging. Lengkap dengan info lomba, gathering, serta postingan berbayar. Wow, ternyata jadi blogger bisa dapat duit!
Merawat Blog
Idealisme dalam diri saya mengatakan agar saya tetap mempertahankan ketiga blog tersebut.
Sulit memang untuk menjaga ketiganya tetap aktif. Membuat satu postingan saja butuh waktu berhari-hari. Bukan karena tidak ada ide sih. Lebih karena malas.
Yup. Penyakit yang sering melanda saya adalah menunda-nunda membuat postingan. Kalaupun draft tulisan sudah jadi, maka proses memasukkan gambar menjadi tantangan berikutnya. Butuh waktu khusus untuk memikirkan soal edit foto dan caption ketika menyusun gambar di blog. Dan butuh mood tentu saja. Ehem.
Membeli domain, tepatnya sewa domain TLD, adalah salah satu mood booster agar blogger rajin merawat blog. Iya lah. Kan sayang kalau sudah bayar mahal kok blog nya malah dianggurin.
(Maksudnya dicuekin, bukan diberi anggur 😜 )
Mood booster lain: berkomunitas. Berkumpul dengan sesama blogger akan membuat kita termotivasi untuk terus berkarya.
Future
Saat ini kegiatan blogging tidak hanya sekedar hobi, namun bisa menjadi profesi. Tidak sedikit brand yang menggandeng blogger untuk mempromosikan produk mereka.
Senior saya selalu mengingatkan agar kami menulis dengan hati. "Jangan mikirin honor dulu deh. Perbagus terus tulisan kalian. Buatlah agar tulisan kalian berkarakter. Soal honor ntar pasti ngikutin kok," tegasnya.
Saya pun rajin melakukan blog walking (BW), alias baca-baca blog orang lain. Selain menambah wawasan, juga membuat saya memahami gaya penulisan masing-masing blogger dan menemukan faktor apa yang membuatnya menarik.
Jika ditanya soal harapan ke depan untuk dunia blogging, saya belum bisa menjawab. Yang saya tau, saat ini saya harus istiqomah menulis. Membagikan ide, opini dan review saya kepada para pembaca dengan harapan dapat menambah ilmu bagi pembaca dan menjadi amal jariyah bagi saya.
Dan jika ditanya apakah saya ingin terus menjadi blogger? Jawabnya: tentu saja!
Apa yang lebih mengasyikkan daripada hobi yang dibayar? 😉
Maka saat akhirnya saya bisa pergi kesana kemari (ngikutin suami, -red) dan ternyata saya menikmati perjalanan tersebut, saya memutuskan untuk menyimpannya dalam sebuah tulisan. Jadilah sebuah blog berjudul Martha Jalan Jalan.
Di blog gratisan yang ber-platform blogspot ini saya mencurahkan pengalaman saya, lengkap dengan rute, kuliner, dan biayanya (tiket, hotel, transportasi). Buat gambaran dalam menyusun bujet jika suatu hari saya atau pembaca ingin kesana lagi.
Selain jalan-jalan, saya juga suka memberikan penilaian terhadap benda-benda yang saya beli atau pakai. Misalnya review penggorengan yang bagus, jam gelang hasil flash sale, bahkan pengalaman saya belanja di suatu marketplace.
Saya pun memutuskan membuat satu blog lagi dengan judul Ulasan Produk. Sayangnya judul ini banyak yang memakai. Sehingga domainnya tidak bisa sama dengan judul blog. Saya pilih 'katamartha' untuk domainnya.
Tidak cukup dua blog, saya terpikir untuk bikin blog ketiga. Isinya tentang kegiatan saya di seputar kota tercinta: Semarang. Judul yang saya pilih untuk blog yang satu ini adalah Martha Love Semarang.
Luar biasa! Sebagai newbie langsung bikin 3 blog sekaligus. Sebuah hal konyol yang baru saya sadari kemudian. Hahaha.
Gabung Gandjel Rel
Setelah dua tiga kali bikin postingan di blog, saya tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang dunia blogging. Saya coba cari grup blogger di facebook. Ketemu!
Sungguh keputusan yang tepat, karena dari grup inilah saya mendapat ilmu dan informasi seputar dunia blogging. Lengkap dengan info lomba, gathering, serta postingan berbayar. Wow, ternyata jadi blogger bisa dapat duit!
Mendulang Uang Via Blog
"GR'es, ada undangan di acara X nih. Siapa yang bisa hadir tolong isi list. Tulis nama dan domain blog yaa," Salah satu member Gandjel Rel memberi info di grup whatsapp. GR'es adalah sapaan bagi anggota Gandjel Rel.
Undangan macam ini membuat saya bersemangat. Selain bisa kopdar dengan anggota Gandjel Rel, saya juga menjadi orang yang mendapat info terbaru seputar produk atau program yang di launching si pembuat acara.
Makan gratis? Sudah pasti.hehe. Terkadang kami bahkan mendapat fee. Semacam uang transport. Biasanya ada kompensasi, yaitu kami diminta menulis artikel seputar acara/produk tersebut di blog atau media sosial.
Beberapa kali saya mendapat fee untuk berpartisipasi dalam lomba menulis yang diadakan suatu brand. Tidak banyak sih, di kisaran Rp 50.000-80.000 saja. Tapi bagi saya sangat berarti karena bisa memicu semangat untuk terus menulis.
Menurut senior-senior saya, blog bisa menghasilkan minimal Rp 150.000 sampai Rp 500.000 untuk sebuah placement. Placement adalah titipan artikel ke dalam blog kita. Semacam iklan lah. Tapi bentuknya artikel.
Penghasilan besar juga bisa didapat dari iklan ataupun tulisan yang kita buat berdasar pesanan klien. Biasanya blogger dituntut menjadi influencer juga, dengan cara mengiklankan order klien di media sosial yang dimilikinya. Ada perjanjian untuk membuat sekian tulisan dan sekian kali tayang di medsos.
Saya pun semakin takjub mendapati adanya berbagai lomba blog dengan hadiah yang wah. Ada yang hadiahnya laptop, jam tangan, uang jutaan rupiah, bahkan juga mobil!
Pengalaman Ikut Lomba
Ada kisah menarik nih terkait pengalaman saya ikut lomba.
Ceritanya saya ikut lomba mengulas laptop milik suatu brand. Saya begitu antusias karena brand ini merupakan brand favorit saya.
Saking pinginnya jadi juara, saya ngebut bikin dua artikel sekaligus. Tentu dengan fokus pembahasan yang berbeda. Harapan saya, saat salah satunya menang, saya bisa tau seperti apa kriteria tulisan yang pas untuk lomba.
Tulisan pertama sukses saya kirimkan seminggu sebelum tenggat waktu. Nah, tulisan yang kedua ini, saya bikinnya mepet banget. Yaitu tepat di hari deadline.
Jam 9.30 malam artikel kedua saya rampung juga. Masih ada waktu 2,5 jam sebelum pukul 23.59 wib, batas pengiriman karya. Saya cek lagi isi tulisan sebelum submit formulir lomba.
Entah apa yang saya tekan, rupanya hal itu membuat badan tulisan hilang semua! Yang tertinggal hanya tinggal judulnya saja. Astagfirullahaladzim!! Shock saya!
Mana mungkin saya nulis lagi? Kondisi dikejar waktu seperti ini tidak akan bisa membuat saya fokus. Saya kesal sekali. Hati terasa sesak, mata rasanya sudah panas...ingin menangis 😭
Lalu saya teringat kalau tadi sempat membuka preview di laptop. Saya selalu cek preview sebelum publish. Baca ulang untuk memastikan apakah kalimatnya sudah bagus dan tidak ada typo.
Buru-buru saya menghidupkan laptop. Mata yang sudah mulai basah mendadak kering mendapati dua buah laman preview yang terpampang di layar. "Alhamdulillah. Masih bisa diselamatkan." Saya sujud syukur.
Tulisan di laman preview tersebut saya copy paste ke blog. Lumayan, 30 menit sudah kelar. Kegiatan selanjutnya adalah menempel gambar. Dan tepat pukul 23.30 wib, artikel tersebut sudah sempurna seperti semula. Segera saya submit formulir lomba. Untungnya jaringan internet bagus, sehingga langsung bisa terkirim. Saya pun bisa bernafas lega.
Sayangnya, setelah melalui 'drama' sedemikian, ternyata tidak ada satu tulisan pun yang lolos. Hiks. Jangankan menang hadiah utama, hadiah hiburan pun tidak dapat. Sedih sekali rasanya.
Saya kemudian menjadi loyo dan berpikir bahwa saya memang tidak berbakat ikut lomba. Di saat seperti ini, mbak-mbak di grup GR menunjukkan perhatian dengan memberikan semangat ke saya.
"Semangaatt.. Yg kemarin dah bagus lho menurutku 😘," kata mbak Farida.
"Iya, Martha idenya unik, cuma belum beruntung," Mbak Wati menimpali.
"Mba martha ikut lomba uda brp kali? Yg puluhan ga pernah menang jg ada lho 😄," mbak Untari ikut menyemangati.
Saya terharu. Saya senang dimotivasi. Dengan begini sedikit tumbuh rasa percaya diri saya.
Selang dua hari, saya mendapat kabar mengejutkan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Mbaaaakkk. Kita menang! Udah buka ig blm ? Ya Allah hepi bangeettt," Begitu bunyi pesan dari mbak Arin.
Saya dan mbak Arin, anggota GR, bulan September lalu ikut lomba menulis yang diadakan sebuah brand baju gamis. Hadiahnya voucher senilai @1 juta rupiah untuk 3 orang pemenang!
Saya tak percaya melihat nama saya tertera di daftar pemenang. MasyaAllah. Bahagianyaaaa 😍
Tak lama muncul ucapan selamat dari sebagian besar member Gandjel Rel di WaG' (whatsapp grup) untuk saya dan mbak Arin.
"Selamat ya mb Martha dan mb Arinda kereeenn banget. Tuh kan Mb Martha, semoga kemenangan ini menjadikan semangat utk lomba2 berikutnya. Ntar lama2 ketemu selahnya," kata mbak Uniek, salah satu founder Gandjel Rel.
Siap, Mbak Uniek!
Kemenangan ini dan ucapan tulus dari member grup telah berhasil mendongkrak semangat dan kepercayaan diri saya. 😍
"GR'es, ada undangan di acara X nih. Siapa yang bisa hadir tolong isi list. Tulis nama dan domain blog yaa," Salah satu member Gandjel Rel memberi info di grup whatsapp. GR'es adalah sapaan bagi anggota Gandjel Rel.
Undangan macam ini membuat saya bersemangat. Selain bisa kopdar dengan anggota Gandjel Rel, saya juga menjadi orang yang mendapat info terbaru seputar produk atau program yang di launching si pembuat acara.
![]() |
Acara perdana saya bersama member Gandjel Rel |
Makan gratis? Sudah pasti.hehe. Terkadang kami bahkan mendapat fee. Semacam uang transport. Biasanya ada kompensasi, yaitu kami diminta menulis artikel seputar acara/produk tersebut di blog atau media sosial.
![]() |
Bersama Ola (tengah) dan mbak Untari (kanan) --member GR-- di sebuah acara |
![]() |
Foto bersama blogger Semarang dan mas Ariev Rahman (travel blogger) |
Beberapa kali saya mendapat fee untuk berpartisipasi dalam lomba menulis yang diadakan suatu brand. Tidak banyak sih, di kisaran Rp 50.000-80.000 saja. Tapi bagi saya sangat berarti karena bisa memicu semangat untuk terus menulis.
Menurut senior-senior saya, blog bisa menghasilkan minimal Rp 150.000 sampai Rp 500.000 untuk sebuah placement. Placement adalah titipan artikel ke dalam blog kita. Semacam iklan lah. Tapi bentuknya artikel.
Penghasilan besar juga bisa didapat dari iklan ataupun tulisan yang kita buat berdasar pesanan klien. Biasanya blogger dituntut menjadi influencer juga, dengan cara mengiklankan order klien di media sosial yang dimilikinya. Ada perjanjian untuk membuat sekian tulisan dan sekian kali tayang di medsos.
Saya pun semakin takjub mendapati adanya berbagai lomba blog dengan hadiah yang wah. Ada yang hadiahnya laptop, jam tangan, uang jutaan rupiah, bahkan juga mobil!
Pengalaman Ikut Lomba
Ada kisah menarik nih terkait pengalaman saya ikut lomba.
Ceritanya saya ikut lomba mengulas laptop milik suatu brand. Saya begitu antusias karena brand ini merupakan brand favorit saya.
Saking pinginnya jadi juara, saya ngebut bikin dua artikel sekaligus. Tentu dengan fokus pembahasan yang berbeda. Harapan saya, saat salah satunya menang, saya bisa tau seperti apa kriteria tulisan yang pas untuk lomba.
![]() |
Tulisan Pertama |
Tulisan pertama sukses saya kirimkan seminggu sebelum tenggat waktu. Nah, tulisan yang kedua ini, saya bikinnya mepet banget. Yaitu tepat di hari deadline.
Jam 9.30 malam artikel kedua saya rampung juga. Masih ada waktu 2,5 jam sebelum pukul 23.59 wib, batas pengiriman karya. Saya cek lagi isi tulisan sebelum submit formulir lomba.
Entah apa yang saya tekan, rupanya hal itu membuat badan tulisan hilang semua! Yang tertinggal hanya tinggal judulnya saja. Astagfirullahaladzim!! Shock saya!
Mana mungkin saya nulis lagi? Kondisi dikejar waktu seperti ini tidak akan bisa membuat saya fokus. Saya kesal sekali. Hati terasa sesak, mata rasanya sudah panas...ingin menangis 😭
Lalu saya teringat kalau tadi sempat membuka preview di laptop. Saya selalu cek preview sebelum publish. Baca ulang untuk memastikan apakah kalimatnya sudah bagus dan tidak ada typo.
Buru-buru saya menghidupkan laptop. Mata yang sudah mulai basah mendadak kering mendapati dua buah laman preview yang terpampang di layar. "Alhamdulillah. Masih bisa diselamatkan." Saya sujud syukur.
Tulisan di laman preview tersebut saya copy paste ke blog. Lumayan, 30 menit sudah kelar. Kegiatan selanjutnya adalah menempel gambar. Dan tepat pukul 23.30 wib, artikel tersebut sudah sempurna seperti semula. Segera saya submit formulir lomba. Untungnya jaringan internet bagus, sehingga langsung bisa terkirim. Saya pun bisa bernafas lega.
![]() |
Tulisan Kedua |
Sayangnya, setelah melalui 'drama' sedemikian, ternyata tidak ada satu tulisan pun yang lolos. Hiks. Jangankan menang hadiah utama, hadiah hiburan pun tidak dapat. Sedih sekali rasanya.
Saya kemudian menjadi loyo dan berpikir bahwa saya memang tidak berbakat ikut lomba. Di saat seperti ini, mbak-mbak di grup GR menunjukkan perhatian dengan memberikan semangat ke saya.
"Semangaatt.. Yg kemarin dah bagus lho menurutku 😘," kata mbak Farida.
"Iya, Martha idenya unik, cuma belum beruntung," Mbak Wati menimpali.
"Mba martha ikut lomba uda brp kali? Yg puluhan ga pernah menang jg ada lho 😄," mbak Untari ikut menyemangati.
Saya terharu. Saya senang dimotivasi. Dengan begini sedikit tumbuh rasa percaya diri saya.
Selang dua hari, saya mendapat kabar mengejutkan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Mbaaaakkk. Kita menang! Udah buka ig blm ? Ya Allah hepi bangeettt," Begitu bunyi pesan dari mbak Arin.
Saya dan mbak Arin, anggota GR, bulan September lalu ikut lomba menulis yang diadakan sebuah brand baju gamis. Hadiahnya voucher senilai @1 juta rupiah untuk 3 orang pemenang!
Saya tak percaya melihat nama saya tertera di daftar pemenang. MasyaAllah. Bahagianyaaaa 😍
Tak lama muncul ucapan selamat dari sebagian besar member Gandjel Rel di WaG' (whatsapp grup) untuk saya dan mbak Arin.
"Selamat ya mb Martha dan mb Arinda kereeenn banget. Tuh kan Mb Martha, semoga kemenangan ini menjadikan semangat utk lomba2 berikutnya. Ntar lama2 ketemu selahnya," kata mbak Uniek, salah satu founder Gandjel Rel.
Siap, Mbak Uniek!
Kemenangan ini dan ucapan tulus dari member grup telah berhasil mendongkrak semangat dan kepercayaan diri saya. 😍
DA/PA
Saya kemudian menyadari bahwa order menulis, undangan gathering dan placement seringkali mensyaratkan nilai DA/PA tertentu.
DA singkatan dari Domain Authority, sedangkan PA adalah Page Authority. Ini adalah indikator yang menunjukkan seberapa sering orang berkunjung ke blog kita. Satu hal yang tidak dimiliki oleh domain gratisan seperti milik saya. Saya harus membeli domain TLD jika ingin memiliki nilai DA/PA.
Berkali-kali senior saya menyemangati untuk segera membeli domain TLD. Menurut mereka hal ini adalah bentuk investasi. "Nanti pasti cepet balik kok duitnya," kata salah satu pengurus grup.
Biaya untuk beli atau sewa domain TLD selama satu tahun sekitar Rp 165.000. Kalau dikalikan 3, jadi berapa tuh???
Disinilah saya tersadar. Pantas saja member grup yang lain memilih membuat satu blog ber-genre lifestyle (satu blog dengan tema yang bermacam-macam, tidak spesifik di satu tema). Selain murah --cukup bayar satu domain saja--, mengelola satu blog tentu lebih mudah dibanding mengelola dua, atau bahkan tiga blog seperti punya saya! Duh.
Saya kemudian menyadari bahwa order menulis, undangan gathering dan placement seringkali mensyaratkan nilai DA/PA tertentu.
DA singkatan dari Domain Authority, sedangkan PA adalah Page Authority. Ini adalah indikator yang menunjukkan seberapa sering orang berkunjung ke blog kita. Satu hal yang tidak dimiliki oleh domain gratisan seperti milik saya. Saya harus membeli domain TLD jika ingin memiliki nilai DA/PA.
Berkali-kali senior saya menyemangati untuk segera membeli domain TLD. Menurut mereka hal ini adalah bentuk investasi. "Nanti pasti cepet balik kok duitnya," kata salah satu pengurus grup.
Biaya untuk beli atau sewa domain TLD selama satu tahun sekitar Rp 165.000. Kalau dikalikan 3, jadi berapa tuh???
Disinilah saya tersadar. Pantas saja member grup yang lain memilih membuat satu blog ber-genre lifestyle (satu blog dengan tema yang bermacam-macam, tidak spesifik di satu tema). Selain murah --cukup bayar satu domain saja--, mengelola satu blog tentu lebih mudah dibanding mengelola dua, atau bahkan tiga blog seperti punya saya! Duh.
Merawat Blog
Idealisme dalam diri saya mengatakan agar saya tetap mempertahankan ketiga blog tersebut.
Sulit memang untuk menjaga ketiganya tetap aktif. Membuat satu postingan saja butuh waktu berhari-hari. Bukan karena tidak ada ide sih. Lebih karena malas.
Yup. Penyakit yang sering melanda saya adalah menunda-nunda membuat postingan. Kalaupun draft tulisan sudah jadi, maka proses memasukkan gambar menjadi tantangan berikutnya. Butuh waktu khusus untuk memikirkan soal edit foto dan caption ketika menyusun gambar di blog. Dan butuh mood tentu saja. Ehem.
Membeli domain, tepatnya sewa domain TLD, adalah salah satu mood booster agar blogger rajin merawat blog. Iya lah. Kan sayang kalau sudah bayar mahal kok blog nya malah dianggurin.
(Maksudnya dicuekin, bukan diberi anggur 😜 )
Mood booster lain: berkomunitas. Berkumpul dengan sesama blogger akan membuat kita termotivasi untuk terus berkarya.
Future
Saat ini kegiatan blogging tidak hanya sekedar hobi, namun bisa menjadi profesi. Tidak sedikit brand yang menggandeng blogger untuk mempromosikan produk mereka.
Senior saya selalu mengingatkan agar kami menulis dengan hati. "Jangan mikirin honor dulu deh. Perbagus terus tulisan kalian. Buatlah agar tulisan kalian berkarakter. Soal honor ntar pasti ngikutin kok," tegasnya.
Saya pun rajin melakukan blog walking (BW), alias baca-baca blog orang lain. Selain menambah wawasan, juga membuat saya memahami gaya penulisan masing-masing blogger dan menemukan faktor apa yang membuatnya menarik.
Jika ditanya soal harapan ke depan untuk dunia blogging, saya belum bisa menjawab. Yang saya tau, saat ini saya harus istiqomah menulis. Membagikan ide, opini dan review saya kepada para pembaca dengan harapan dapat menambah ilmu bagi pembaca dan menjadi amal jariyah bagi saya.
Dan jika ditanya apakah saya ingin terus menjadi blogger? Jawabnya: tentu saja!
Apa yang lebih mengasyikkan daripada hobi yang dibayar? 😉
uwaaaa itu voucher 1 juta untuk beli gamis itu hadiah pertama kah???
BalasHapuskalau aku dulu voucher belanja, terus kubelikan sepatu olahraga yang kupengenin sejak SMP, hahaha
ngeblog emang enak sih mbak
hobi yang dibayar
dan selamanya tetap menjadi hobi
Pemenangnya ada 3 dan dapet voucher 1 juta semua mbaa. Alhamdulillah 😊
HapusTrimakasih sudah mampir