Begini Serunya Hidup di Era Digital

Siang ini aku dan suami meluncur ke bandara Ahmad Yani New, Semarang untuk menjemput Mr. Sharukh, tamu dari Jakarta. Biasanya aku akan membuka situs flight radar terlebih dahulu, memastikan posisi pesawatnya: apakah sudah take off, atau sedang dalam perjalanan, atau sudah landing. Sehingga kami tidak terlalu lama menunggu di bandara.




Situs flight radar

Tapi kali ini aku lupa membuka flight radar. Ketika memasuki gedung bandara di area kedatangan, kami langsung melihat ke arah layar informasi dan mendapati pesawat yang ditumpangi Mr. Sharukh mengalami keterlambatan selama 30 menit.

"Yaah. Delay." Aku menggerutu.

Taman di area kedatangan

Suamiku lantas mengajak untuk duduk menunggu di area tengah. Sebetulnya aku lebih tertarik duduk-duduk di area luar alias di taman. Sepertinya asyik. Tapi cuaca yang panas membuatku mengikuti ajakan suami untuk tetap berada dalam ruangan ber-AC.



Setelah berhasil tersambung dengan wifi bandara, aku pun mulai berselancar di dunia maya.

Pertama, aku membuka media sosial: whatsapp, facebook, instagram, dan twitter. Mencari tau apakah ada info menarik. Benar saja, di salah satu WAG (WhatsApp Grup) sedang membahas soal promo.

Ada promo diskon 50% tiket pesawat, ada promo 50% cashback untuk pembayaran tagihan listrik, ada juga voucher makan dengan diskon 60%, dan promo-promo cetar lainnya. Kesemua promo tersebut bisa didapatkan secara online. Akan jadi penghematan besar jika kita pandai memanfaatkan. Atau jadi pemborosan jika kita lapar mata.

Setelah puas menelusuri media sosial, hal kedua yang kulakukan adalah membuka situs-situs yang berhubungan dengan lomba menulis blog. Aku memang sedang semangat mengikuti lomba menulis blog. Tentu saja kupilih yang sesuai minatku, supaya lebih enjoy dalam membuat tulisan.
Mau tau soal blog? Klik cara membuat blog.




Mataku terpaku pada lomba blog yang diadakan Domainesia. Tema lombanya membuatku tertarik. Terlebih saat membaca salah satu syarat mengikuti lomba, yaitu memiliki blog atau website sendiri dengan Top-Level Domain (TLD). Contoh domain TLD adalah alamatblog.com, .net, .id, dan lain sebagainya.

Ah, mungkinkah ini petunjuk? Sudah lebih dari 8 bulan aku menggunakan domain gratisan milik google. Kurasa inilah saatnya blogspot-ku beralih ke domain TLD.

Aku mulai membuka halaman utama situs Domainesia. Mencari tau berapa rupiah yang harus kukeluarkan untuk mendapatkan domain TLD pilihanku. Ternyata cukup murah, hanya Rp 99.000/tahun!

Chat sama CS. Aku dipanggil 'pak' 🙈

Aku coba menghubungi Customer Service (CS) Domainesia via whatsapp untuk memastikan segala sesuatunya. Aku ini lumayan gaptek (gagap teknologi), jadinya khawatir kalau nanti tidak bisa mengikuti instruksi dengan baik. Tapi CS menjelaskan cukup detail. Tanpa harus bertatap muka, tanpa perlu datang ke kantornya di Jogja, pembayaran bisa via transfer bank, dan pemasangan domain dilakukan lewat panduan online. Sepertinya mudah. Aku makin semangat untuk migrasi ke TLD.

"Nanti sesampainya di rumah akan kubahas dengan suami soal beli domain ini," batinku.

Lelah memandang layar gawai, ku arahkan pandangan ke sekelilingku. Bangunan bandara yang baru ini kelihatan megah dengan perpaduan warna hijau dan putih.

Spot foto favorit di bandara Ahmad Yani New

Cek in area

"Ayo cepat!" Tiga orang pemuda lewat di depanku, berjalan setengah berlari ke arah pintu cek in. Ah, aku dulu juga begitu. Seringkali terburu-buru, takut terlambat cek in. Tapi semenjak ada fasilitas web check in, aku bisa datang ke bandara dengan lebih santai. Ini merupakan satu dari sekian inovasi di era digital yang berkesan bagiku. Very helpfull.

Mataku beralih ke pintu masuk area keberangkatan bandara. Terlihat mobil datang silih berganti menurunkan penumpangnya. Dahulu hanya mobil pribadi dan taksi konvensional saja yang memenuhi area keberangkatan bandara. Kini telah didominasi oleh taksi online, karena penumpang lebih suka mendapat kepastian soal harga. Tidak ada lagi perasaan cemas memandang argo meter taksi yang berjalan dengan cepat. Order pun bisa dilakukan dengan mudah, dan supirnya bisa dilacak sudah sampai mana.

Drop off area di bagian keberangkatan

Keberadaan transportasi online menjadi fenomena yang berhasil mempengaruhi kebiasaan masyarakat. Warung makan yang sebelumnya tidak punya nama, mulai dikenal oleh khalayak karena terpampang di aplikasi pemesanan makanan online. Setiap jam pulang sekolah, di sekitar halaman sekolah telah parkir bapak-bapak berjaket hijau, siap mengantarkan para murid pulang ke rumahnya. Tak salah jika start up transportasi online hasil karya anak bangsa ini dinobatkan menjadi 1 dari 50 perusahaan yang berhasil mengubah dunia. Hebat ya!

Pandanganku beralih ke deretan orang di sebelah kiri pintu keluar area kedatangan. Tampaknya mereka tengah menunggu bis TransSemarang. Di bandara Ahmad Yani New ini taksi online tidak diperkenankan menjemput penumpang, hanya boleh mengantar saja. Maka pilihan angkutan untuk keluar bandara hanyalah taksi bandara dan bis TransSemarang.

Halte TransSemarang.
Perhatikan di ujung sana ada bis warna biru

Kalau di bandara yang lama, untuk mencapai halte bis TransSemarang, penumpang harus berjalan kaki sekitar 200 meter, itupun jalannya naik turun dan masih harus menyeberangi rel kereta api. Tapi di bandara yang baru ini mudah sekali bagi penumpang untuk menjangkau halte bis Trans. Keluar dari pintu kedatangan, belok kiri sekitar 50 meter, udah deh.

Kulihat ada calon penumpang tengah menunjukkan handphone-nya ke petugas di loket halte. "Pasti bayarnya pakai aplikasi." Aku tersenyum, teringat sedang ada program promo dari sebuah aplikasi uang digital. Cukup membayar Rp 9 untuk perjalanan naik bis dari bandara ke Simpang Lima, pusat kota Semarang. Normalnya Rp 3.500.

Sungguh, era digital seperti sekarang ini membuat hidup jadi jauh lebih praktis, lebih nyaman, dan membuka banyak peluang untuk memperoleh penghasilan dari rumah. Menulis di blog, bisa dapat uang. Mengisi survey, bisa dapat uang. Membuat review produk, juga bisa dapat uang. Enak ya.

Beli tiket, pesan makanan, cari barang, kirim dokumen, transfer uang, sewa mobil, nonton film. Semua bisa dilakukan dengan mudah. Tinggal klik-klik aplikasi saja.

"Sewa mobil?"

Ya. Benar. Ada aplikasi untuk sewa mobil. Bahkan jika mau beli mobil secara online pun ada kok aplikasinya. Canggih kan. Di salah satu e-commerse bahkan memajang escavator sebagai salah satu dagangannya.

Kuharap lebih banyak area di Indonesia yang terjangkau internet. Sehingga kenyamanan ini juga bisa dinikmati oleh masyarakat di pelosok.



"Itu Mr. Sharukh." Suamiku menunjuk ke arah pintu kedatangan. Sesosok pria dengan tinggi 180 cm, berkulit putih dengan rambut kecoklatan berjalan pelan menggeret kopernya sambil menoleh ke kanan kiri, mencari sesuatu. Kami pun bergegas menyambut pria berkebangsaan Uzbekistan itu. Ia tersenyum melihat kedatangan kami.

Kami bertiga berjalan ke arah parkir mobil. Alih-alih menemani suami, aku pilih duduk di belakang dan membiarkan Mr. Sharukh duduk di depan. Lima menit kemudian mobil kami bergerak meninggalkan area parkir.

Di gerbang tiket keluar bandara, aku kegirangan melihat stiker di depan loket. Seharusnya kami membayar Rp 6.000 untuk parkir selama 1 jam. Tapi disana tertera promo dari salah satu penerbit e-money: Rp 1 untuk biaya parkir 1 jam pertama. Langsung kukeluarkan e-money yang dimaksud. Saldo e-money yang awalnya Rp 5.000 sekarang jadi Rp 4.999. Wow, aku menghemat 5.999 rupiah!

Seru banget deh hidup di era digital. Jarak dan waktu seolah bukan masalah. Peluang muncul di berbagai lini. Generasi milenial semakin bebas berkarya. Dunia seolah terbuka lebar untuk semua kalangan.

Namun kita tetap harus waspada, menjaga diri, dan menjaga hati. Jangan sampai segala kemudahan dan fasilitas di era digital ini malah merenggangkan silaturahmi. Dunia maya tak ubahnya panggung sandiwara. Jangan sampai terlena. Karena hidup di dunia hanya sementara.


Komentar

  1. Udah dua kali beli tiket promo yang satu ke penang batal pakai AA kembali 70 % 3 minggu kemudian, satu kali lagi pakai MH insyaAllah ke KL tahun depan, dan selama ini kalau dikasih kantor suami karena suami berprestasi dikasih tiket GA yang VIP dengan hotel bintang 5 Alhamdulillah, juga kalau umroh juga biaya sendiri dapat fasilitas yang memuaskan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga kesampaian keluar negeri karena AA 😍
      Yang belum kesampaian malah naik GA.hahaha...

      Hapus
  2. Loh baru tau sm aplikasj yg bisa ngecek kedatangan dll itu. Banyak bgt ya skrg yg memudahkan hidup di era digital ini. Efisien 😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain flight radar juga bisa cek info di web bandara Ahmad Yani mbak.

      Hapus
  3. hohoho... sangat menyenangkan bisa keliling dunia, apalagi menuliskannya di blog, jadi tambah banyak wawasan sekaligus berbagi ilmu ya kak.... #jejakbiru

    BalasHapus
  4. Memang lebih dimudahkan di ra digital ini ya mbak :)

    BalasHapus
  5. Di Era Digital ini semua serba dimudahkan ya mbak, efisiensi waktu juga sih utamanya. Ulasan yang menarik. Btw selamat ya sudah dotcom :D

    BalasHapus
  6. horeee akhirnya sudah dot com hehehe

    BalasHapus
  7. Yeayy udah dotcom sekarang, makan-makaaan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeayy. Kapan yuk mbak tak traktir mie ayam happy. Udah pernah belum?

      Hapus
  8. Memudahkan sekali memang ya perkembangan teknologi digital ini

    BalasHapus
  9. Barakallah Mba, sudah dotcom ��
    Iya ya, memudahkan banget era digital ini. Btw aku blm pernah loh ke bandara A.Yani yang baru ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Matur nuwun. Bandaranya bagus mbak. Tapi kayaknya blm jadi bener. Masih ada renovasi2 di dalam maupun di luar bandara.

      Hapus
  10. Wah iya sudah dotkom, selamat ya semoga berkah aamiin

    BalasHapus
  11. Bandara A. Yani yang baru emang jauh lebih menyenangkan dari bandara yang lama.

    Aku terkecoh sama judulmu lho mbak, ternyata ini nyeritain bandara baru to.

    Btw, selamat untuk domain barunya ya mbak.

    BalasHapus
  12. alhamdulillah sudah dot com, dan memang di masa serba digital sangat memudahkan bagi kita untuk tetap simpel ditengah keruwetan yang muncul seperti delay pesawat, macet masih bisa dengerin spotify lagu atau podcastnya, dkk

    BalasHapus

Posting Komentar