Cara Asyik Edukasi Lalu Lintas Untuk Anak Usia Dini

Don't judge a book by its cover

Ungkapan tersebut sangat tepat untuk menggambarkan POS PAUD Kartini yang terletak di belakang kantor Kelurahan Pandean Lamper, Semarang.



Siapa yang menyangka jika POS PAUD dengan bangunan sederhana ini telah menjadi tempat yang sering dituju belasan PAUD dan TK karena program edukasi lalu lintasnya.

Adalah ibu Yuniek dan 7 ibu-ibu PKK Kelurahan Pandean Lamper yang mengawali berdirinya Rumah Pintar Kartini di tahun 2010. Lima tahun kemudian, Astra Motor yang sudah masuk Kelurahan Pandean Lamper dengan Kampung Safety Honda-nya, mulai melirik Rumah Pintar ini. Sesuai dengan instruksi pemerintah agar setiap kelurahan memiliki minimal satu POS PAUD, maka Rumah Pintar Kartini berubah menjadi POS PAUD Kartini.

Di tahun 2016, Astra Motor resmi bekerjasama dengan POS PAUD Kartini. POS PAUD Kartini pun menjadi bagian dari program Kampung Berseri Astra untuk pilar pendidikan.


Dukungan Astra

"Jadi, POS PAUD Kartini ini bisa dikatakan sebagai program rintisan Astra Motor ya, Bu?" tanya saya ke bu Yuniek, Kepala Sekolah POS PAUD Kartini.

"Betul, Mbak. Dari awal POS PAUD berdiri, Honda Motor selalu mendampingi. Kegiatan kami bisa berjalan ya karena dukungan dari Honda," jawabnya.

"Papan cerita ini, wayang lalu lintas, taman lalu lintas mini yang ada di halaman POS PAUD, dan atribut yang digunakan saat acara edukasi lalu lintas, semuanya dari Astra Motor," beliau menunjukkan benda-benda yang dimaksud.



Karena sifatnya sosial, maka POS PAUD Kartini tidak diperkenankan mematok biaya belajar. "Seikhlasnya warga saja," bu Yuniek menjelaskan.

Saya bisa membayangkan betapa besar peran Astra Motor bagi POS PAUD Kartini. Biaya operasional POS PAUD cukup tinggi: untuk membayar gaji guru, untuk administrasi surat menyurat, belum lagi untuk iuran perkumpulan guru PAUD. Seandainya tidak ada dukungan dari Astra dan tingginya semangat dari ibu-ibu PKK pengelola POS PAUD Kartini, mungkin POS PAUD Kartini tidak akan maju seperti sekarang.

"Bangunan boleh kalah, tapi program kami tidak kalah dengan PAUD pada umumnya. Guru-guru kami selalu upgrade ilmu. Bahkan sudah pada sarjana PAUD semua, lho" ujar kepala sekolah bernama lengkap Yuniek Harini, S.Pd AUD ini bangga.

"Saya dengar, banyak PAUD dan TK di area Semarang yang study tour kesini, ya Bu? Kabarnya belajar tentang keselamatan berlalu-lintas," tanya saya.

"Betul, mbak Martha. Karena banyaknya peminat, kami sampai membuat waiting list," jawabnya.

"Seperti apa sih programnya, Bu?" saya penasaran.

"Kami mengajak anak untuk mendengarkan cerita seputar rambu lalu lintas, mewarnai gambar, dan praktek singkat tentang lalu lintas. Ada juga program bimbingan untuk orang tuanya. Nah, besok Senin kan kami akan kedatangan rombongan dari TK Bhayangkari. Datang saja mbak untuk lebih jelasnya," undang bu Yuniek.

Kegiatan belajar-mengajar di POS PAUD Kartini berlangsung setiap hari Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu pukul 08.00-10.00 wib. Hari Senin dan Selasa dialokasikan untuk kegiatan lain, contohnya untuk acara edukasi keselamatan berlalu-lintas ini.

"Tentu, Bu. InsyaAllah saya datang. Pukul 8 pagi kan, Bu?" saya memastikan.

Bu Yuniek meng-iya-kan.

Saya pun mengakhiri kunjungan dan pamit ke bu Yuniek serta para guru. Tak sabar rasanya menunggu hari Senin.


Senin, 3 Desember 2018

Balai Kelurahan Pandean Lamper yang berada tepat disamping POS PAUD Kartini dipenuhi oleh puluhan anak TK Kemala Bhayangkari dan orang tuanya.



Duduk berderet dengan meja dan peralatan mewarnai di depan setiap anak, bocah-bocah berseragam Polisi itu tampak antusias mendengarkan cerita bu Yuniek seputar lalu lintas.



"Ini namanya zebracross, tempat menyeberang pejalan kaki," bu Yuniek menunjuk gambar zebracross di papan cerita. "Warnanya apa iniii??" tanyanya.

"Putiiiiih," jawab anak-anak.

"Sama apa lagi?"

"Hitaaaam."

"Boleh lari gak kalau menyeberang?"

"Gak boleeeeh," jawab anak-anak kompak.

Bu Yuniek melanjutkan dengan rambu-rambu yang lain. Penekanan ada di warna dan fungsi rambu. Setelah sesi bercerita usai, anak-anak diminta mewarnai gambar sesuai dengan deskripsi yang sudah disampaikan bu Yuniek.

Saat anak-anak sibuk dengan kertas gambar dan pensil warna, giliran orang tuanya yang di edukasi. Adalah pak Edi, praktisi safety riding dari Honda yang memberikan penyuluhan kepada wali murid.

"Bapak ibu, kalau menyeberang jalan lambaikan tangan ke atas, dadah-dadah ke arah pengemudi kendaraan," pak Edi melambaikan tangan tinggi-tinggi. "Jangan begini," pak Edi melambaikan tangannya setinggi pinggang. "Jika setinggi ini tidak akan terlihat oleh pengemudi kendaraan bermotor," lanjutnya.



Setelah mengulas tentang panduan menyeberang jalan, pak Edi membahas tentang pentingnya pemakaian helm dan posisi anak ketika diajak naik kendaraan bermotor.

"Menempatkan anak di belakang stang kemudi bukanlah tindakan yang bijak. Pertama, anak beresiko terlempar ketika orang tuanya mendadak mengerem. Yang kedua, anak akan memperhatikan apa saja yang dilakukan orang tuanya. Dan anak cenderung meniru. Mereka akan tertarik untuk menekan tombol-tombol yang ada di kemudi," jelas pak Edi.

"Hmm...berarti yang aman dibonceng di belakang ya," saya menyimpulkan.


Masih banyak lagi yang disampaikan oleh pak Edi. Soal bagaimana seharusnya berjalan beriringan di tempat yang tidak ada pedestrian, soal pentingnya memakai jaket berwarna terang, soal kapan sebaiknya anak diajari naik kendaraan bermotor, soal kemampuan bersepeda yang harus dimiliki pengendara sepeda motor, dan masih banyak lagi.

Saya manggut-manggut mendengar penjelasan pak Edi. Meski tampak sepele, namun ternyata berdampak besar terhadap keselamatan kita dan orang lain.

Kegiatan selanjutnya yang tak kalah seru adalah tes keseimbangan!

Kelar sesi edukasi keselamatan berlalu-lintas untuk orang tua, wali murid ini diminta keluar dari balai kelurahan untuk mengikuti lomba kesetimbangan yang berlangsung di halaman.

Ada sekitar 10 orang (kebetulan semuanya wanita) mengikuti lomba ini. Sebelum lomba dimulai, pak Didik dari Astra memperagakan cara mengemudi yang benar: memakai kelengkapan berkendara (helm, jaket), cara memegang kemudi dengan tepat, bagaimana posisi duduk yang betul, posisi kaki, dan cara melewati polisi tidur agar motor tetap setimbang/tidak jatuh.



Setelah itu, pak Didik memperagakan cara melewati narrow plank dan tips agar bisa berjalan pelan tanpa jatuh. Peserta diharapkan bisa selama mungkin meniti papan besi warna merah ini menggunakan kendaraan roda dua. Pemenang adalah yang berhasil menyusuri narrow plank dengan waktu terlama. Tanpa menurunkan kaki tentu saja.



Ibu-ibu tampak antusias mengikuti lomba ini. Sebagian peserta memilih memakai Vario yang disediakan oleh Honda untuk lomba, sebagian lagi memilih menggunakan motornya sendiri. Hadiah untuk pemenang adalah helm standart SNI dan jaket.

Di tengah keseruan game untuk orang tua, anak-anak yang sudah selesai menggambar digiring ke taman lalu lintas yang ada di depan POS PAUD Kartini.

Empat orang anak diberi helm dan rompi,  lalu diminta mengambil satu buah pin rambu lalu lintas. "Pastikan berbunyi klik yaa," pesan ibu guru POS PAUD Kartini sambil memakaikan helm ke anak.

Setelah itu mereka menuju "kendaraan" yang terparkir. Dengan aba-aba dari bu guru, ke-empat anak tersebut memacu otoped-nya.



"Stop! Stop! Ada zebracross disini. Coba dilihat dulu, ada yang menyeberang tidak? Jika ada maka harus berhenti. Jika tidak ada, boleh lanjut," ibu guru di dekat zebracross memberi petunjuk.



Perjalanan berlanjut ke rute di sebelah kiri dimana anak-anak bertugas menempelkan pin yang sudah dipilihnya ke papan rambu-rambu besar yang ada di tembok. Setelah itu mereka menuju ke titik Finish. Selesai sudah praktek berlalu-lintas untuk anak-anak.



Walau hanya 3 menit, anak-anak ini antusias mengikuti praktek berlalu-lintas. Apalagi setelah mengembalikan helm, masing-masing anak diberi bingkisan berisi snack. Tambah semangat deh.



30 menit kemudian baik lomba kesetimbangan untuk wali murid maupun praktek berkendara bagi siswa telah paripurna. Kami semua kembali memasuki balai kelurahan.

Waktu menunjukkan pukul 11.00 wib. Acara ditutup dengan pengumuman pemenang lomba mewarnai gambar dan pengundian doorprize untuk wali murid.




Duplikasi

"Ibu, programnya bagus sekali! Menyenangkan dan kaya ilmu," saya berkesempatan ngobrol berdua dengan bu Yuniek seusai acara.

Melihat hadiah lomba dan juga doorprize, serta snack untuk anak dan orang tua, saya jadi kepo: "Peserta bayar berapa, Bu?"

"Gratis, Mbak. Semua disupport oleh Astra Motor," jawab bu Yuniek. "Tapi kedepannya kami akan profesional. Karena kan gak mungkin juga Astra terus-terusan back up."

"Apakah program ini boleh di duplikasi, Bu?"

"Boleh. Silahkan. Kami sangat terbuka jika ada PAUD atau TK yang ingin mengadakan program serupa."

"Kalau ingin mendaftar untuk ikut progam keselamatan lalu lintas POS PAUD Kartini, apa saja syaratnya, Bu?"

"Minimal jumlah peserta 30 anak. Dan syarat utama adalah orang tuanya harus ikut. Tidak harus bapak atau ibunya, neneknya atau kakaknya juga boleh. Yang penting ada orang dewasa yang ikut. Tujuannya supaya orang tua dan anak bisa saling mengingatkan."

"Lantas, jika satu PAUD atau satu TK tidak ada 30 anak gimana, Bu?"

"Bisa bergabung dengan PAUD atau TK lain."

"Ooo. Untuk cara daftarnya bagaimana?"

"Hubungi nomor saya. 08122502667. Ingin mendaftar ataupun ingin belajar membuat program serupa bisa hubungi saya di nomor tersebut," bu Yuniek menyebutkan nomor yang terdapat aplikasi whatsapp.


Harapan

Kegiatan belajar di POS PAUD Kartini ini terbuka untuk warga umum, tidak terbatas bagi penghuni di Kelurahan Pandean Lamper saja. Saat ini ruangan POS PAUD seluas 30 meter persegi tersebut terbagi untuk 3 kelas: untuk anak usia 2,5-3,5 tahun, usia 3,5-4 tahun, dan 4-5 tahun.

Pengelola POS PAUD Kartini sangat berharap bisa segera pindah dari lokasi yang sekarang.

"Tanahnya sudah ada. Tidak jauh dari sini. Bangunannya yang belum. Masih cari-cari (dananya), Mbak," kata salah satu guru saat saya bertanya mau pindah kapan dan kemana.

Dengan murid yang semakin bertambah, bangunan yang ada sekarang memang sudah tidak representatif untuk pembelajaran. Lahan parkir dan taman bermain juga sempit. Ditambah lagi dengan ancaman hewan pengerat terhadap sarana dan prasarana POS PAUD Kartini.

"Saya bantu doa ya, Bu. Semoga dimudahkan untuk punya bangunan yang lebih baik," kata saya sungguh-sungguh.

"Amiiin," dijawab serempak oleh bu Yuniek dan para guru.

*****




Komentar

  1. Semoga anak-anak kita menjadi pribadi yang berprestasi dan aktif di masa mendatang ya.

    BalasHapus
  2. Nah iya tuh anak2 mending di bonceng belakang. Pengalamanku sendiri, kakakku waktu kecelakaan kakinya jd ada bekasnya gara2 ketiban motor. Krn duduk didepan, susah untuk ditarik waktu jatuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Turut prihatin ya mba.. Terima kasih untuk sharingnya. Jadi ada ilmu lagi.

      Hapus

Posting Komentar